Langsung ke konten utama
"Perjalinan Pertemuan"
Birds of Prey.

2

20.00 WIB "diLantai 2 Ujung ruangan"

Dari kos ak pindah ke lantai 2 ujung ruangan membawa botol dan cemilan, aku bilang pada Awang untuk membawa kawan agar kami menikamti jamuan tak berdua dan ternyata yang datang....

"Iyak? Pertemuan ketiga kali jodoh loh"Batinku dalam hati dan aku terkesima.

High Fives mengawali perjumpaan dan salam kenal darinya.

"Sa, ini Iyak ntar dia nemenin minum tapi dia mau lanjut juga ketongkrongan yang lain, kenalan dulu lah bro biar akrab" Suruh Awang.

"Udah kenal Wang, kemaren juga ketemu udah ketiga kali malah" Pungkasku.

"Oh ini Salsabila, mana kutahu orangnya itu kamu, sorry... hadir karena diundang Awang sayang kalo nggak dateng diperjamuan" Dengan cool iyak menjawab.

Aku mengobrol banyak hal dengan Iyak, karena perangaiku yang suka diskusi dalam hal apapun, dan pada saat itu aku ingin sekali tahu sudut pandang cowok tentang masalahku, akhirnya aku dan Iyak akrab. Iyak juga kritis, dia sering tak menanggapi namun dia pendengar yang baik, sekali dia menanggapi persepsiku pasti membuat aku setuju dengan pendapatnya dan terkadang membuat aku berfikir bahwa hal itu benar. 

"Mungkin km diselinguhi karena servis ceweknya lebih baik dari pada kamu Sa?" Canda Iyak mungkin juga serius.

"Anjing, frontal dan menusuk. Trimakasih atas respon baiknya" Setelah jatuh bulir air mataku sedari tadi, spontan aku tertawa karena mungkin terselip kejujuran dari obrolan Iyak.

"Kenapa kalian nggak jadian aja, kan pas Iyak habis putus juga, kalian sepertinya cocok karen pemikiran kalian hampir sama, sudut pandang mengenai sebuah masalah, obrolan kalian pun terasa saling bertaut tanpa ada canggung, sama-sama kritis" Awang menyela obrolan ketika Iyak ijin pamit.

Yes, filling ok... Not bad, but sedikit overthingking kali yah. Cocok dalam waktu singkat. Begitulah kami, dan tak terasa waktu cepat berlalu. Iyak pamit melanjutkan ke base selanjunya, di ujung ruang ini tinggal aku dan Awang, yaps dia bersiap mengantarku pulang kekos, sungguh baik.

Aku sangat sering telat Apel, Natasya tak sabar menungguku pagi ini.

"Sa, bangun kebiasaan ntar telat lho, Sa bangun woi, bangun, dah dandannya lama"Celoteh Natasya pagi ini.

Muka kesel ku pagi ini terpancar sinis"bacot anjir, brisik banget kalo mau berangkat duluan gih, nggak usah ribut pagi-pagi"

"Eh eh eh, Selamat Pagi Dunia. Hayo pagi-pagi nggak boleh marah... yok mandi yok" saut Natasya.

Natasya orang yang super ceriwis tiap pagi, dan aku selalu ngomel karena mood ku tegantung bagaimana pagi hari saat bangun, kebiasaan burukku adalah ngambek setiap bangun tidur, ntah mengapa harusnya diam dulu, ngumpulin nyawa anjirr... ini mah langsung kena semprot. Sungguh manusia tiada yang sempurna dan ini kekuranganku dan Natasya. Walaupun begitu Natasya adalah sahabat yang setia.

Yaps pukul 07.15 Wib dari kosan alhasil harus cari info apakah sudah dimulai apel pagi, dan semua kenalanku tipe spesies yang telatan juga, kita golongan yang sama chatku tak berbalas pagi ini. Pasti sudah paham kan setiap telat ada konsekuensinya, begitulah guna tipi-tipu.

"Nats, aku ada temen baru dia kan Danton, apa kita tanya dia aja. Tapi aku belum pernah chat si, dan agak malu juga" Ide spontanku.

"Yaudah gih, anjir telat kita pastinya, parkir depan Gedung Utama aja ya, Biar cepat telap masuk barisan" Pungkas Natasya.

Room Chat

"Pagi yak, ini Salsabila" Ceklist 2 tak terbaca

Notif Memanggil berubah Berdering, dan Onlen ...

"Yak apel dah dimulai? aku telat keliatannya. Aman nggak?"

Mengetik.... Iyak membalas.

"iya Sa, masuk barisan aja, selow satu satu biar nggak keliatan. Ada Perwira tapi di Batalyon 1."

Entah basa-basi atau apa yang pasti aku butuh Iyak pagi itu karena tak satupun dari temanku yang membalas chat ataupun mengangkat telphone. 


Weekend ini aku pulang kerumah bapak di Purworejo, Ketinggalan kereta karena menghadap dosen pembimbing satu, akhhirnya bersusah payah mencari travel. 8 jam perjalanan sampailah dirumah aku tak suka bepergian menggunakan bus beberapa hal aneh membuatku sukar untuk menaiki transportasi ini. Dijemput bapak dipasar Kota.

"Pak, kuliahnya capek, skripsi agak sedikit sulit" Mataku berkaca mengungkapkan hal singkat penuh makna dengan berbagai masalahnya.

"Ya yang sabar, kan sekolah memanglah sulit, tapi pasti bisa, kalo hal itu sulit pulang dulu aja nak" Kata Bapak.

"iya... mau makan bareng serumah Pak".

"Nanti ajak Ibuk sama Adek kita makan bareng ya".

Minggu pagi saatnya balik ke Semarang, tiket keretaku tak dapat di print bertuliskan bahasa inggris di layar, bahwa tiket yang anda beli sudah kadaluarsa, kucari dilayar handphone dan kusadari bahwa tiketku tertuliskan pemberangkatan hari Sabtu, sungguh pintar dan sangat bertalenta. Beginilah sikap burukku teledor saat pikiran kacau, dan hal-hal ajaib akan muncul membuat diri sendiri semakin kerepotan dan lelah. Alhasil diantar bapak ke Pool Bus, yang harusnya naik kereta pemberangkatan jam 11.00 siang, akhirnya harus menunggu hingga Pukul 14.00 siang, 3 Jam yang akurat dan menggabut menunggu jadwal pemberangkatan.

Jam 20.00 tiba di Kost, Notif Hp bertuliskan nama Awang.

"Sa ayok ikut nonton konser, gasss nggak?"


                                                                 "Anjir baru nyampe di kosan, siapa aja?... kalo cewe sendiri                                                                       males, ada yang lain nggak?" 


"Beneran nggak mau, udah gpp juga sendiri ntar sama kita, ada Iyak juga, masalahnya motornya kurang satu, ayok lah Sa, sekali-kali kapan lagi yakan?"


                                                                Capek bgt aku asli, tapi kalau mau nunggu ya tungguin bentar.
                                                                Mau ganti baju dulu, baru nyampe banget ini.


"Ok Sa, ditunggu di base ya"


Sampai di base tak jauh-jauh dari tradisi perjamuan, dan kutemui teman baru selain Awang dan Iyak malam itu. Karena Awang spontan ngebonceng temannya Iyak, Iyak bingung harus ngebonceng siapa, masa iya dengan teman cowok yang satunya, aku sendirian juga nggak mau, karena ya nggak mau aja udah cewek sendiri, dan sendirian beneran. Akhirnya dengan tidak sengaja aka dibonceng Iyak mau nggak mau.

Pembelian tiket konser dan kami masuk, Guest start kali ini diisi Feel Koplo. Karena asik terbawa suasana sifat asliku mulai muncul ngereog tanpa merasa canggung, Aku, Awang dan Dewo berangkulan teriak mengikuti lirik lagu, melepaskan isi kepala wkwkwkw, keringat membanjiri dan tetep yahuu bagi kami. Beberapa saat terjadi pemukulan dan tangan Iyak sudah menarikku menghindari kerumunan, alhasil aku mundur dan merokok dibelakang sekedar jeda, saat suasana sudah agak kondusif aku mengikuti Awang dan jamming lagi, namanya juga cewek sendiri, dijaga  teman adalah hal yang menguntungkan. Acara selesai dan kami pulang, aku masih dibonceng Iyak, diluar nalar endorpin terasa menyengat disekujur badan, dan celoteh demi celotehku kepada Iyak dimulai, masih dengan topik yang sama mengapa aku diselingkuhi, menuju kos.

"Sa, kamu masih mau lanjut curhat atau pulang?" tanya Iyak.

"Lanjut cerita boleh yak? Kamu nggak apa kan, sedikit merepotkan tapi mungkin aku butuh untuk cerita yak, selama ini aku nggak pernah speak up apapun ternyata butuh kali ya, serasa penuh di sini dan muter-muter" Tunjukku ke Kepala.

"Ok lah, kita jalan aja ya muter-muter semarang".

Akhirnya kami keliling semarang semalaman suntuk, didepan klenteng aku mengajaknya berhenti.

"Kenapa Sa?" Iyak bertanya.

"Temenin sebat boleh yak? kecut mulutku"

Udara mungkin dingin, tapi hangat bagiku. Entah baginya.... Mengapa bisa seakrab ini dengan orang baru, yang bahkan tak pernah mengenalnya sebagai teman. Beberapa kali ia bercerita juga mengapa dia akhirnya putus dengan mantannya, serasa kami sedang dipecundangi keadaan bersama, tertawa sedikit kecewa mewarnai cerita-cerita kami, kami berhenti di indomarcet malam itu, Iyak membeli Ice Cream Feast aku sangat menyukainya dari jaman SMA, dan benar kebetulan dia pun sama sukanya dia mengajakku lakukan ini karena dulu sering Iyak lakukan bersama mantannya dan memakannya di sebuah SPBU persis apa yang dia lakukan dulu dan mengingatnya sekarang, sederhana kan cara mereka menikmati waktu kala masih bersama dan rasa bahagia pasti muncul kala itu menurutku. Begitu bahagia hubungan mereka dan aku merasakannya, akhirnya aku menerawang jauh juga dengan hubunganku dulu, banyak juga momen baik saat masih pacaran sama mas Ex. Setelah lewat jam 12.00 malam akhirnya sampe juga dikosan.


"7.1 Dolby Atmost"

Dari malam itu aku suka mengajak Iyak ngobrol, Room Chat nya diisi celotehanku. Aku tak mengerti dan bagiku seperti buku, saling mengisi hal-hal baru dari sebuah diskusi bedanya bukan sekedar buku bacaan, hanya asas yang diperoleh dari pemikiran individu dalam perjalanan proses hidup diusulkan dengan ketikan bernotif onlen.

Mencoba meneruskan skripsi dengan malas, lihat ruang dosen dan nihil, dosen pembimbingku tak terlihat stand by diruangan. Langkahku cepat libas kumpulan beberapa orang yang sedang menunggu juga.

"Eh, yak... nunggu siapa? Oh, iya... aku mau nonton Harley Queen film baru, mau ikut?" Tawarku tak pernah basa-basi saat kulihat Iyak tanpa sengaja di lorong tunggu.

"Lah Sa, disini nunggu siapa? Ohh, boleh. Kapan?" Jawab Iyak spontan.

"Pak Kajur tapi nihil, yaudah ntar aku chat. Mau pulang dulu ya? buru-buru nih ditunggu Natasya" Aku nyelonong dengan sigap.

Makan pagiku dengan Natasya seperti biasa selalu dia dan dia lagi. Aku bilang mau nonton film yang selalu kutunggu, karena suka banget dengan sosok pasangan joker ini, Natasya paham dengan apa yang aku sukai, temenin pintaku sekalian Awang bareng Iyak juga. Kita janjian malam Jumat karena Jumat sore jadwal Natasya pulang tiap weekend, kukabari Iyak dan kami sepakat sepaket setuju. 

Hari-hari setelah putus aku merasa entah kehilangan diriku sendiri atau memang ini diriku yang sesungguhnya, terkadang karena menyayangi sesorang kita menjadi sosok orang yang berbeda yang bahkan kita tak sadar mengapa hal itu terjadi. Menjadi seperti yang mereka ingin sangat besar dilakukan, dan keautentikanmu melebur bersama hal tersebut dan hilanglah keaslianmu.

Aku sangat menyukai make up, salah satu hal yang terdaftar di list like hidupku, tapi karena suatu hal aku berhenti untuk melakukannya, menyakitkan tapi ini baik untuk mentalku, demi menonton hari ini aku maku up lumayan berkarakter, sengaja karena film yang akan ku tonton.

"Kak bertiga punya Iyak sama Awang sekalian ya bayarnya" Ucapku pada kakak penjual tiket.

Iyak bayar sendiri, aku tipe loyal tapi tidak kepada orang yang baru kukenal. Bodoamat pikirku, kami dekat baru beberapa bulan ini, belum terlalu paham juga bagaimana sifatnya takut dimanfaatin juga, wajar ya... namanya juga kenal belum lama.

Aku memilih duduk di sebelah Awang, dan sampingku Natasya barulah Iyak. Dan aneh bisa-bisanya Iyak nonton tapi tidur, lah daripada tidur mending nggak usah nontonkan. Katanya enak di dalem dingin kalo di asrama kan agak panas nggak ada AC. Setelah dari acara nonton kita makan bareng dan pulang. Seperti biasa aku ucapkan terimaksih melalui chat, dan entah obrolanku dengan Iyak berlanjut lumayan panjang.


 













Komentar