Langsung ke konten utama
"Ini Klise tapi kita berpisah"
semoga bisa jadi pembelajaran bagi pembaca.


Part 1


2019 Desember "Padam"

Semua sebenarnya baik - baik saja, hingga kita berpisah.... Baru ku sadar apa yang menjadi boomerang. Aku tipe yang cuek dengan ekspresiku, aku takut berekspresi berlebihan, ternyata secara sadar aku melakukannya. Setiap kamu membicaarakan wanita yang entah niatmu apa, aku tak pernah cemburu, dari si A hingga beberapa lagi. Aku selalu menanggapi enteng, dan its oke pikirku, walaupun sebenarnya aku kurang sreg, aku sedang menamengi diriku sendiri berharap menghindari semua rasa emosi baik itu cemburu, atapun iri. Ya begitulah aku, ngempet semua rasa... dan terjadi terus menerus hingga menggerus tamengku sendiri dan ak menyakitimu dengan tidak sengaja, dengan dalih nggak apa apa kali ya sekali kali aku bales biar dia ngrasain apa yang aku rasain. Secara fisik hubungan kita baik banget, baik sangat baik, tapi ternyata kita terluka, sama sama saling melukai, beberapa kali kamu menanyaiku tentang mas laluku. yang entah dengan niat apa kamu selalu bertanya berulang kali. Ya aku Salsabila Nareswari tipe cuek kelas pertama mungkin, tidak pernah ingin tahu tentang masa lalu pasangan, karena bagiku setiap manusia mempunyai masa lalunya masing-masing, ini sekelumit kisah olengku karena perasaan yang dinamakan cinta.

Jogja dikala hangatnya rintik hujan, aku lari dari masalahku yang sudah begitu memuakan.

" Kak, mau jalan - jalan bosen" aku yang sedari tadi pagi rebahan dengan laptop, film dan selimut.

"Besok ya, kan mbak libur... semoga nggak hujan" Jawab Mbak Rinjani

Mbak rinjani adalah kaka kandungku yang kebetulan bekerja dijogja, semasa kuliahku di semarang aku sering melarikan diri ke jogja dengan dalih main, karena lagi banyak pikiran, berat badanku turun 5 kg setelah kejadian yang ugal ugalan. Aku yang awalnya berjilbab karena satu dan lain hal ahirnya memutuskan untuk membuka jilbab.

Pagi ini aku jalan - jalan dengan Mbak Rinjani ke Situs Warungboto haya 10 menit dari kosan, murah meriah muntah nggak perlu perjalanan berjam jam, hanya alasan keluar dari sumpeknya kamar kos 4x5 meter. Aku mematikan sosisal mediaku, no face no case. Butuh banget ketenangan, hanya sahabat dekat yang bisa menghubungiku, semua bermula dari kisah percintaanku yang jalan 4 tahun namun kenyataannya diselingkuhi selama 7 bulan, setelah masa tenang ku dapatkan akhirnya aku memberanikan diri untuk pulang ke Semarang melanjutkan sekolah dan Skripsiku. Oh iya hampir lupa, Hallo aku seorang Taruna semester akhir disalah satu sekolah Pelayaran di Semarang. 

Aku tak banyak tahu perihal takdir, tetapi ketika semua datang secara bersamaan apa lagi menggoyahkan pertahanan diri dan menghantam cukup kuat, aku sering menggurutu, ya Allah aku mohon diskon dong 20% rasa nggak karu karuan ini, aku sering berbicara dalam pikiran mengobrol dengan Tuhanku seakan kita dekat dan saling sangat menegenal, tempat dimana aku diterima dalam kondisi tak sempurnapun. 

Aku bukan tipe yang alim, tapi sangat menyukai masjid, sangat terpesona dengan suasana hangat, nyaman, tentram di area yang kental dengan orang beribadah, aku bahkan peminum tapi bukan pecandu, dikala kepalaku pusing saja, dan aku seorang perokok karena aku menemukan setitik tenang dari sebuah asap yang melambung ke udara kosong, tak peduli atas pendapat orang lain begitulah anak idealis ini tumbuh dengan berbagai usungan pemikiran yang terbatas dan koyak.



2020 "Sepoi sepoi angin membawa rasa dingin yang tipis"

Akhirnya setelah pengasingan diri, aku berani kembali dengan mental dan muka tebalku, aku menahan malu namun terus ku kejar pendidikanku tanpa ragu, gemuruh keadaan sekitarku, semua yang menyangkut kampusku bahkan sedikit besar tahu dengan permasalahanku, tak ada privasi lagi, serasa dilucuti tanpa harus telanjang bulat, mentalku tidak baik - baik saja, aku bukan terkenal dikalangan itu, tapi pacarku lumayan banyak yang tahu, dia clubbing dan tak sengaja foto pelukannya dengan cewek selingkuhannya terpampang nyata di sosial media, dan banyak dari beberapa orang yang kepo akhirnya menelusuri jejak internet hanya untuk mengkonfimasi kabar itu dan melihat foto - foto yang agak sedikit gila, banyak yang sok simpati menenangkan, banyak yang ngasih bukti foto, dan beberapa membeberkan cuitan di sosial media, padahal dari berbulan bulan aku diselingkuhi, aku lah orang yang paling kolot tidak tahu menahu bahwa foto itu sudah bocor ke mana - mana, dan masih dengan PDnya jalan dikoridor kampus diliatin orang-orang dengan tatap penuh arti bahkan tak sedikitpun aku curiga. Aku dapat kabar dan beberapa bukti dari sahabatku bahwa aku dikhianati, sangat aneh perasaan ini tapi berasa juga damagenya, dan agak sedikit gila.

Memang sakit, tapi entah mengapa hanya awal berita saja aku emosi. Pada akhirnya toleransiku untuk keadaan ini adalah tak memebenci siapapun!
Ini pemikiran gilaku atas sekecap tenang dalam keadaan rungsing, menurutku "dalam sebuah permasalahan semua pihak yang terkait mempunyai andil sebab mengapa masalah itu terjadi." jadi bukan pacarku saja yang salah, aku juga salah begitupun selingkuhannya.

Aku tak paham bagaimana cinta bekerja, jika kalutku hadir dan merogoh isi kepala, aku sering bertindak impulsif, aku datangi kontrakan pacarku, kami mengobrol biasa, aku hanyut dalam tangisanku dan emosi, bahkan selingkuhannya sering telpon menggangu waktu kami yang makin hari makin jauh dari kata intens, didepanku dan selalu diangkat, aku hanya bisa diam, dan ketika dia bersama dengan selingkuhannya mana ada chat atau telponku berbalas.
Begitu terus menerus, bahkan pacarku berjanji untuk kembali memulai hubungan kita dari awal dan aku meminta untuk memperbaikinya karena dengan alasan keluarga dah saling kenal, jadi pacarku berjanji butuh waktu 3 bulan untuk putus dari selingkuhannya, dalam proses itu ternyata setiap hari aku hanyalah sebuah change di hidupnya, bahkan aku yang awalnya menjadi prioritas akhirnya mengalah untuk waktu yang harus dia habiskan bersama selingkuhannya. Mereka sering me time bareng, jalan bareng, keluar kota bareng, bahkan meyakinkan aku bahwa ini adalah proses untuk mengakhiri hubungan dengan selingkuhannya jadi aku harus support. 

Aku tipe yang sulit suka atau jatuh hati pada laki - laki, tapi ketika cinta itu datang dimana aku menyayangi seseorang maka akan kuusahakan sebaik mungkin, yang ku jadikan acuan adalah jangan menyesal dimasa depan dan seolah ingin memutar waktu ke masa lalu dengan berkata "kenapa dulu aku nggak nyoba ya, kesempatan itu ada mungkin kalo aku usaha lebih baik lagi aku bisa dan sebuah hasil bukan kontrol kita".
maka dari itu ketika melakukan suatu hal, termasuk mencintai semua ku lakukan dengan all out, walaupun terkesan tolol, tapi aku telah mencintaimu dengan usaha terbaik versiku . "Cringe" tapi bisa dicoba dan jika sudah menjadi masa lalu kalian tidak akan bertemu kata sesal.

Dua bulan berjalan dan aku lelah sangat lelah tak pernah tidur dimalam hari, malam hari aku terjaga mencari hiburan dari tongkrongan satu ke tongkrongan yang lain, begitu terus menerus dan tidur di pagi hari, kuliahku sedikit terbengkalai dan aku memutuskan untuk berhenti dari hubungan yang toxic, aku pasrah tak bisa menepati janjiku dan kita putus, pacarku tak berubah bahkan dua bulan berjalan dia minta dikasih waktu yang lebih bnayak lagi beberapa bulan lagi untuk proses memutuskan selingkuhannya, gila pikirku tak ada rasa bersalah ataupun sedikit saja menghargaiku. Sungguh anjing.

Beberapa hari kemudian after putus.

Aku suka banget makan penyetan lele dan btw Natasya paham banget saat kondisi sahabatnya yang setengah gila ini sedang kalut, makan adalah hal yang sulit ku lakukan karena aku yang punya panic attack akan merasakan mual terus menerus. Kadang hal buruk datang kehidupku dan tanpa sadar aku memperbolehkan hal itu menjadi benar-benar buruk, mengijinkan otakku berfikir tanpa jeda, menggerus rasa bahagiaku sedikit demi sedikit, dan ketika hal-hal seperti itu datang tak terduga biasa disebut dengan "masalah" tubuhku akan gemetar dan pucat seketika, bagian belakang kepalaku berat tak tertahankan, mual terus menerus dan akan membuat pola makanku berantakan selama beberapa minggu kedepan, terkadang tipesku juga mengiringi proses saat masalah terjadi.

"Ayok makan?" Ucap natasya teman sekaligus sahabat satu kosku.

"Ayok lah gas" Sambutku.

Masih belum bisa makan dengan baik, tapi karena Natasya aku berusaha makan. Natasya adalah orang yang selalu membeli, membawa, menyiapkan dan mengajakku makan, dan berat badannya naik secara signifikan karena makananku sering tak habis dan pola makan Natasya jadi teratur dengan usaha dia sebagai Asdam mengajakku makan ketika jam makan telah tiba (Asisten Dalam jabatan talikur yang mengurus permakanan dan rumah tangga Taruna), walaupun hanya dua suap nasi yang bisa masuk ke perut dia tak pernah lelah support dengan kondisiku.

"Eh awang, makan juga" sapa ku kepada teman sekelasku yang kebetulan sedang makan ditempat yang sama.

"Iya jawabnya, kapan kita nongkrong lagi Sa?" menanggapi sapaanku sembari makan.

"wah gas lah, sama Natasya sama anak anak yang lain, sekalian ngumpul kek biasanya tarik kabel bareng kita, wkwkwkw" tawaku renyah.

Natasya sibuk ngobrol dengan temannya Awang, akrab namun aku tak kenal. Aku dengan Awang termasuk teman dekat di kelas, karena dulu mantanku selalu protektif dan tidak memperbolehkanku dekat dengan teman lain apa lagi cowok, sedangkan sekolahku didominasi oleh kaum laki - laki, maka dari itu temanku sedikit, setelah semua kejadian perselingkuhan itu barulah kehidupan sosialku berkembang pesat, termasuk berteman dengan Awang dan teman teman sekelasku yang lain, sebagai team satu kelas, kami sangat kompak sering nongkrong bareng, mereka sering futsal bahkan anak kelas lain sering gabung, sangat sportif dan beberap kelas lain terkadang iri, dikelasku ada tiga orang Taruni dan kita juga pernah camping bareng dong, asik, seru dan bisikku dalam hati "kemana aja lu Salsabila selama ini, sungguh kocak", Hampir setiap minggu kita keluar ngumpul. Mereka menemaniku saat galau brutal melanda, karena nggak ada yang nggak tahu tentang masalahku akibat foto yang sudah meneyebar itu.

Dijalan pulang setelah makan

"Temen Awang yang ngobrol sama kamu siapa Nats?" Aku memulai obrolan.

"Oh si Asmaralaya, dipanggil Iyak, Dia tuh sering main futsal gabung sama kelasmu lho, nggak kenal?" Ucap Natasya.

"Nggak, baru tahu malahan. Kan aku dulu jarang gabung pas ada futsal, anak kelas mana?" Ujarku.

"Oh anak Teknik, dulu pernah punya jobs bareng aku Sa, inget nggak yang akhirnya kamu terusin jobs itu, hasil uangnya kan di kamu, nah dia tuh yang ngasih jobs itu".

Otakku menangkap kejadian yang sudah lalu, aku dimarahin Natasya karena jobsnya nggak selesai tepat waktu, udah masa tenggang gambarku belum selesai banyak yang aku tipu - tipu, si Iyak ternyata suara nyaring di seberang sana yang sering marah menagih jobs lewat telepon, ternyata dia adalah orang yang tadi ngobrol sama Natasya. Senyum sendiri geli mbayanginnya, Iyak nggak tau aja kalo jobs dari dia dilempar ke tanganku. Natasya adalah sahabat yang baik.

Malam berikutnya suasana masih lekat dengan rintik pudar air, bagi ku kesedihan dan hujan adalah kombinasi yang pas dalam hidup. Aku pluviophile, semua orang yang dekat denganku tahu akan hal itu, terkadang seolah olah aku bisa meminta kapan hujan bagiku harus turun dan kapan aku merengek agar berhenti dan kami sering bermain bersama dibawah langit tapa batas sekat, sedari tadi aku mengelilingi kota Semarang melaju dengan motor bergerilya dengan hiruk pikuk malam yang gaduh karena hujan. Berhenti disebuah warung penyet, sedikit terkenal karena bagi kalangan mahasiswa dengan harga yang murah "Warung Penyet Mbak Ayuk" terpampang nyata di baliho yang melindungi pembeli dari tempias air hujan.

"Eh Iyak kamu kan yang kemaren itu sama Awang kan, Wah udah ke dua kali kita ketemu, yang ke tiga kali Jodoh berarti"Seruku PD diiringi angin yang menambah rasa dingin setelah kuyup.

Iyak menoleh menyapaku dengan senyum doang" awkard....

Gila aja kenapa aku sok kenal dan punya keberanian seperti itu di depan beberapa orang, untung dia nggak makan ditempat, dan setelah bungkusnya siap dia pamit untuk pergi, pikirku aku harus berteman dengan temannya temanku, Awang aja kenal Natasya juga kenal, masa iya aku nggak kenal. Tapi awkard dan sok PD banget malu maluin, bodoh.

"Hufttttt" desahku dengan napas berat seolah menyesal.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Perjalinan Pertemuan" Birds of Prey. 2 20.00 WIB "diLantai 2 Ujung ruangan" Dari kos ak pindah ke lantai 2 ujung ruangan membawa botol dan cemilan, aku bilang pada Awang untuk membawa kawan agar kami menikamti jamuan tak berdua dan ternyata yang datang.... "Iyak? Pertemuan ketiga kali jodoh loh"Batinku dalam hati dan aku terkesima. High Fives mengawali perjumpaan dan salam kenal darinya. "Sa, ini Iyak ntar dia nemenin minum tapi dia mau lanjut juga ketongkrongan yang lain, kenalan dulu lah bro biar akrab" Suruh Awang. "Udah kenal Wang, kemaren juga ketemu udah ketiga kali malah" Pungkasku. "Oh ini Salsabila, mana kutahu orangnya itu kamu, sorry... hadir karena diundang Awang sayang kalo nggak dateng diperjamuan" Dengan cool iyak menjawab. Aku mengobrol banyak hal dengan Iyak, karena perangaiku yang suka diskusi dalam hal apapun, dan pada saat itu aku ingin sekali tahu sudut pandang cowok tentang masalahku, akhirnya aku dan Iy...